Persembahan
:
"Untukmu sungguh menjadi bidadari surga bermata jeli bila tiba masanya. Amin 1000 x ."
Sebuah ucapan persembahan yang terdapat di novel 'Rembulan Tenggelam di Wajahmu' karya Tere Liye. Sebuah novel yang luar biasa, sebuah novel spiritual yang membawa kita menelusuri makna kehidupan yang belum pernah kita tahu. Mengajarkan kita sebuah rahasia besar di balik kehidupan yang sering kita anggap memojokkan kita. Memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan besar yang selalu terngiang di hidup kita. Dan menyaksikan balasan-balasan langit atas segala takdir kita.
Ray, sosok yang menjadi sorotan utama dalam novel ini. Ray, yang selalu mengkritik tentang takdir yang dia dapat, yang menentang tentang balasan langit atas perbuatannya, tapi dia jujur, dia apa adanya, rembulan selalu menjadi saksi di malam-malamnya.
Ray, sosok yang selalu menjadi sorotan utama, yang mempunyai lima pertanyaan besar dalam hidupnya, lima pertanyaan yang selalu menggangu kesehariannya. Tapi, malam itu dia akhirnya mendapatkan jawaban, seseorang dengan wajah menyenangkan datang dan menjawab lengkap atas kelima pertanyaannya. Dan malam itu juga dia menelusuri segala rahasia di balik kehidupannya, dia berwisata ke masa lalu, tentunya dengan seseorang yang berwajah menyenangkan itu.
Lima pertanyaan hidup... Pertanyaan yang selalu terngiang di kesehariannya.
"Bukankah ada puluhan panti di kota ini... Kenapa harus panti itu? Kenapa?"
Wajah menyenangkan itu menjawab:
"Bagi manusia, hidup ini juga sebab akibat, Ray.. Bedanya, bagi manusia sebab akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa.. Mengapa kau harus menjalani masa kanak-kanak yang seharusnya indah dipanti menyebalkan itu? m-e-n-g-a-p-a? karena kau menjadi sebab bagi garis kehidupan Diar.. Kau menjadi sebab anak ringkih, lemah dan polos itu menjemput takdir kehidupan yang bagai seribu saputan pelangi di langit saat kematiannya tiba, Ray.. Kau menjadi sebab seribu malaikat takzim mengucap salam saat menjemput Diar di penghujung umurnya yang sayangnya masih amat muda."
"Apakah hidup ini adil?"
Wajah menyenangkan itu menjawab:
"Apakah hidup ini adil Ray?? Ah,sayang kita selalu menurutkan perasaan dalam urusan ini. Kita selalu berprasangka buruk. Kita membiarkan hati yang mengambil alih, menduga-duga, kita membiarkan hati mulai menyalahkan.Mengutuk semuanya.Kemudian tega sekali, menjadikan kesaahan orang lain sebagai pembenaran atas tingkah laku keliru kita. Tapi apakah hidup ini tidak adil? Tidak Ray ! Pembalasan di dunia hanya sepotong kecil dari keadilan langit, Ada cara lain bagi Tuhan untuk membuat timbangan keadilan itu berjalan baik. Kau dan sebagian besar orang di muka bumi boleh jadi mengingkarinya, tetapi itu nyata, pembalasan hari akhir itu nyata, senyata kau sekarang yang tersungkur mengenang semua masa lalu ini. Aku sederhanakan bagimu, Ray, selalulah berharap sedikit.. Ya! berharap sedikit, memberi banyak.. Maka kau akan siap menerima segala bentuk keadilan Tuhan."
"Kenapa langit tega sekali mengambil istrimu... Kenapa takdir menyakitkan itu harus terjadi?"
Wajah menyenangkan itu menjawab:
"Apapun bentuk kehilangan tiu, ketahuilah, cara terbaik untuk memahaminya adalah selalu dari sisi yang pergi! Bukan dari sisi yang ditinggalkan... Ketahuilah Ray.. bagi istrimu, sejak pernikahan kalian, tujuan hidupnya menjadi amat sederhana.. Kau sering mendengar istrimu berkata :Bagiku kau ikhlas dengan semua yang kulakukan untukmu.. Ridha atas perlakuanku padamu.. itu sudah cukup.. Nah, itulah tujuan hidup baru istrimu.. Amat sederhana. Malam itu, sesungguhnya Tuhan tidak sedang menghukummu, Tuhan justru sedang mengirimkan seribu malaikat untuk menjemput istrimu, malam itu seribu malaikat juga sedang bertasbih turun mengukung kota. Istrimu menjemput penghujung yang baik. Inilah jawaban mengapa istrimu harus pergi. Kau harus melihatnya dari sisi istrimu yang pergi, bukan dari sisimu yang ditinggalkan.."
"Walaupun kau sudah memiliki segalanya, tapi mengapa selalu saja merasa hampa, kosong--?"
Wajah yang menyenangkan itu menjawab :
"Semua yang kau miliki tidak pernah memberikan kebahagiaan seperti yang kau dapatkan enam tahun bersama istrimu, padahal sekarang kau memiliki segalanya. Kenapa? Karena kau sudah terjebak dalam siklus mengerikan itu. Kau terjebak keinginan-keinginan dunia. Kau mencintai dunia lebih dari segalanya. Kau pikir dengan menambah lagi imperium bisnismu, membuatnya besar-menggurita kau akan menemukannya... Kosong. Kau hanya menemukan kosong. Susah payah mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, tapi setelah bekerja, setelah melihat ada pekerjaan orang lain yang lebih baik, kau amat bernafsu mendapatkannya. Begitu seterusnya, terjebak dalam siklus mengerikan itu."
"Mengapa Tuhan tidak menjemputnya saja langsung... Mengapa harus mengalami semua sakit ini selama enam tahun?"
Wajah yang menyenangkan itu menjawab :
"Sejatinya pertanyaan itu sebenarnya tentang definisi-definisi ukuran. Apa yang disebut menyakitkan? Apa yang disebut kejadian menyenangkan? Sejatinya pertanyaan itu tentang perbandingan... Ray, tahukah kau bedanya antara enam tahun terakhir di panti, enam tahun bersama istrimu, dan enam tahun selama kau sakit-sakitan? Tidak ada! sama sekali tidak ada bedanya. Ray, itu semua hanya perbandingan... Otak manusia, sejak berabad-abad lalu sudah terlatih menyimpan banyak perbandingan berdasarkan versi mereka sendiri, menerjemahkan nilai seratus itu bagus, nilai lima puluh itu jelek. Otak manusia yang keterlaluan pintarnya mengumpulkan semua kejadian itu dalam sebuah buku besar. Yang disebut perbandingan. Ketahuilah, ketika kau merasa hidupmu menyakitkan dan merasa cukup dengan semua penderitaan maka kau harus melihat ke atas, pasti ada yang lebih menyakitkan darimu.. Ketika kau merasa hidupmu menyenangkan dan selalu merasa kurang dengan semua kesenangan yang datang maka kau harus melihat ke bawah, pasti ada yang lebih tidak beruntung darimu."
"Untukmu sungguh menjadi bidadari surga bermata jeli bila tiba masanya. Amin 1000 x ."
Sebuah ucapan persembahan yang terdapat di novel 'Rembulan Tenggelam di Wajahmu' karya Tere Liye. Sebuah novel yang luar biasa, sebuah novel spiritual yang membawa kita menelusuri makna kehidupan yang belum pernah kita tahu. Mengajarkan kita sebuah rahasia besar di balik kehidupan yang sering kita anggap memojokkan kita. Memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan besar yang selalu terngiang di hidup kita. Dan menyaksikan balasan-balasan langit atas segala takdir kita.
Ray, sosok yang menjadi sorotan utama dalam novel ini. Ray, yang selalu mengkritik tentang takdir yang dia dapat, yang menentang tentang balasan langit atas perbuatannya, tapi dia jujur, dia apa adanya, rembulan selalu menjadi saksi di malam-malamnya.
Ray, sosok yang selalu menjadi sorotan utama, yang mempunyai lima pertanyaan besar dalam hidupnya, lima pertanyaan yang selalu menggangu kesehariannya. Tapi, malam itu dia akhirnya mendapatkan jawaban, seseorang dengan wajah menyenangkan datang dan menjawab lengkap atas kelima pertanyaannya. Dan malam itu juga dia menelusuri segala rahasia di balik kehidupannya, dia berwisata ke masa lalu, tentunya dengan seseorang yang berwajah menyenangkan itu.
Lima pertanyaan hidup... Pertanyaan yang selalu terngiang di kesehariannya.
"Bukankah ada puluhan panti di kota ini... Kenapa harus panti itu? Kenapa?"
Wajah menyenangkan itu menjawab:
"Bagi manusia, hidup ini juga sebab akibat, Ray.. Bedanya, bagi manusia sebab akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa.. Mengapa kau harus menjalani masa kanak-kanak yang seharusnya indah dipanti menyebalkan itu? m-e-n-g-a-p-a? karena kau menjadi sebab bagi garis kehidupan Diar.. Kau menjadi sebab anak ringkih, lemah dan polos itu menjemput takdir kehidupan yang bagai seribu saputan pelangi di langit saat kematiannya tiba, Ray.. Kau menjadi sebab seribu malaikat takzim mengucap salam saat menjemput Diar di penghujung umurnya yang sayangnya masih amat muda."
"Apakah hidup ini adil?"
Wajah menyenangkan itu menjawab:
"Apakah hidup ini adil Ray?? Ah,sayang kita selalu menurutkan perasaan dalam urusan ini. Kita selalu berprasangka buruk. Kita membiarkan hati yang mengambil alih, menduga-duga, kita membiarkan hati mulai menyalahkan.Mengutuk semuanya.Kemudian tega sekali, menjadikan kesaahan orang lain sebagai pembenaran atas tingkah laku keliru kita. Tapi apakah hidup ini tidak adil? Tidak Ray ! Pembalasan di dunia hanya sepotong kecil dari keadilan langit, Ada cara lain bagi Tuhan untuk membuat timbangan keadilan itu berjalan baik. Kau dan sebagian besar orang di muka bumi boleh jadi mengingkarinya, tetapi itu nyata, pembalasan hari akhir itu nyata, senyata kau sekarang yang tersungkur mengenang semua masa lalu ini. Aku sederhanakan bagimu, Ray, selalulah berharap sedikit.. Ya! berharap sedikit, memberi banyak.. Maka kau akan siap menerima segala bentuk keadilan Tuhan."
"Kenapa langit tega sekali mengambil istrimu... Kenapa takdir menyakitkan itu harus terjadi?"
Wajah menyenangkan itu menjawab:
"Apapun bentuk kehilangan tiu, ketahuilah, cara terbaik untuk memahaminya adalah selalu dari sisi yang pergi! Bukan dari sisi yang ditinggalkan... Ketahuilah Ray.. bagi istrimu, sejak pernikahan kalian, tujuan hidupnya menjadi amat sederhana.. Kau sering mendengar istrimu berkata :Bagiku kau ikhlas dengan semua yang kulakukan untukmu.. Ridha atas perlakuanku padamu.. itu sudah cukup.. Nah, itulah tujuan hidup baru istrimu.. Amat sederhana. Malam itu, sesungguhnya Tuhan tidak sedang menghukummu, Tuhan justru sedang mengirimkan seribu malaikat untuk menjemput istrimu, malam itu seribu malaikat juga sedang bertasbih turun mengukung kota. Istrimu menjemput penghujung yang baik. Inilah jawaban mengapa istrimu harus pergi. Kau harus melihatnya dari sisi istrimu yang pergi, bukan dari sisimu yang ditinggalkan.."
"Walaupun kau sudah memiliki segalanya, tapi mengapa selalu saja merasa hampa, kosong--?"
Wajah yang menyenangkan itu menjawab :
"Semua yang kau miliki tidak pernah memberikan kebahagiaan seperti yang kau dapatkan enam tahun bersama istrimu, padahal sekarang kau memiliki segalanya. Kenapa? Karena kau sudah terjebak dalam siklus mengerikan itu. Kau terjebak keinginan-keinginan dunia. Kau mencintai dunia lebih dari segalanya. Kau pikir dengan menambah lagi imperium bisnismu, membuatnya besar-menggurita kau akan menemukannya... Kosong. Kau hanya menemukan kosong. Susah payah mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, tapi setelah bekerja, setelah melihat ada pekerjaan orang lain yang lebih baik, kau amat bernafsu mendapatkannya. Begitu seterusnya, terjebak dalam siklus mengerikan itu."
"Mengapa Tuhan tidak menjemputnya saja langsung... Mengapa harus mengalami semua sakit ini selama enam tahun?"
Wajah yang menyenangkan itu menjawab :
"Sejatinya pertanyaan itu sebenarnya tentang definisi-definisi ukuran. Apa yang disebut menyakitkan? Apa yang disebut kejadian menyenangkan? Sejatinya pertanyaan itu tentang perbandingan... Ray, tahukah kau bedanya antara enam tahun terakhir di panti, enam tahun bersama istrimu, dan enam tahun selama kau sakit-sakitan? Tidak ada! sama sekali tidak ada bedanya. Ray, itu semua hanya perbandingan... Otak manusia, sejak berabad-abad lalu sudah terlatih menyimpan banyak perbandingan berdasarkan versi mereka sendiri, menerjemahkan nilai seratus itu bagus, nilai lima puluh itu jelek. Otak manusia yang keterlaluan pintarnya mengumpulkan semua kejadian itu dalam sebuah buku besar. Yang disebut perbandingan. Ketahuilah, ketika kau merasa hidupmu menyakitkan dan merasa cukup dengan semua penderitaan maka kau harus melihat ke atas, pasti ada yang lebih menyakitkan darimu.. Ketika kau merasa hidupmu menyenangkan dan selalu merasa kurang dengan semua kesenangan yang datang maka kau harus melihat ke bawah, pasti ada yang lebih tidak beruntung darimu."
"Itulah jawaban atas
lima pertanyaanmu Ray... Terakhir sebelum aku pergi, sesuai janji aku akan
memberitahu mengapa kau sampai mendapatkan kesempatan hebat ini Ray. Kenapa kau
sampai mendapatkan kesempatan perjalanan mengenang masa lalu. Karena Rembulan..... Setiap kali
kau memandangnya, kau selalu berterimakasih kepada Tuhan. Kau memang mengutuk,
membantah, berprasangka buruk terhadap langit, tetapi kau jujur. Kau tidak
pernah menipu saat memandang rembulan. Kau tidak pernah munafik. Kau apa
adanya..." Orang dengan wajah menyenangkan itu kembali tersenyum ramah. :)
Sungguh sebuah perjalanan spiritual yang berkesan. Kisah tentang pemahaman hidup dan kehidupan.
Sungguh sebuah perjalanan spiritual yang berkesan. Kisah tentang pemahaman hidup dan kehidupan.
-Ana Samrotul-
novel tere liye emang terkadang susah untuk dimengerti dengan logika yg tak seberapa, tapi jika memahami kata demi katanya dengan perasaan yg tulus perlahan akan menemukan arti sebenernarnya dibalik movelnya yang sangat indah
BalasHapusAku moco novel iki peng 5
BalasHapusTenane
Hapus